Wednesday 16 May 2012

Berbagai jenis Fraud dalam perusahaan pembiayaan (Point of view from internal auditor)

Fungsi audit internal adalah salah satu persyaratan mendasar checks and balances untuk terlaksananya tata kelola yang baik (good governance). saat ini fungsi audit internal yang dijalankan secara sehat dan objektif, dengan kemampuan untuk mengidentifikasikan permasalahan pengendalian risiko serta kewenangan untuk menindaklanjutinya, adalah hal mendasar bagi praktik terbaik pelaksanaan tanggung jawab top manajemen. Kemampuan untuk dapat mengidentifikasi risiko dapat dilakukan pada saat desk audit ataupun field audit. Kemampuan auditor dalam mengidentifikasi risiko dapat menimalisir fraud yang terjadi di perusahaan. Fraud itu sendiri dapat diartikan sebagai tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh individu ataupun sekumpulan karyawan perusahaan yang melanggar peraturan ataupun ketentuan perusahaan yang sudah ditetapkan dan mengakibatkan kerugian secara langsung ataupun tidak langsung bagi perusahaan. Berikut merupakan contoh fraud yang terjadi di perusahaan pembiayaan: 1. Pending dan Leaping dilakukan oleh Branch Manager (BM) Hal ini bermula dari adanya hubungan emosional debitur dengan BM. Debitur selalu membayar angsuran ke rekening BM, dan BM melakukan pending angsuran selama 20 hari. Sumber analisis auditor didapat ketika auditor di tahap field audit. 2. Penyalahgunaan dana sharing budget/joint promo oleh Area Manager (AM) AM melakukan penyalahgunaan dana joint promo dimana dana joint promo digunakan untuk membayar uang dp sepeda motor kepala cabang dealer. AM melakukan hal ini karena menjaga hubungan baik dengan dealer. Pada awalnya dealer mengajukan permohonan kredit calon debitur (cadeb) atas nama Teti. Permohonan kredit Cadeb Teti tidak disetujui oleh komite kredit perusahaan pembiayaan akan tetapi dealer telah mencetak faktur dan mengirimkan unit ke Teti. Kepala Cabang dealer akhirnya memutuskan bahwa unit akan diambil olehnya dan AM memutuskan untuk menggunakan dana joint promo untuk DP. Hal ini dapat terdeteksi berdasarkan informasi yang diperoleh auditor pada saat field audit. 3. Kesalahan dalam proses Take Over/over credit Indikasi mengenai kesalahan dalam proses take over ini diperoleh dari data repo and inventory yang diperoleh dari warehouse. Adapun langkah-langkah desk audit yang dilakukan: * Tarik data repo and Inventory dari gudang data. * Lihat kolom status, filter dan pilih status gain. * Lihat data success fee dari collection * Dari kedua data diatas dapat dianalisis jika unit sudah ditarik lebih dari 2 minggu akan tetapi belum diubah statusnya menjadi inventory * status Gain berarti unit telah dilelang atau telah dilakukan take over. Hal ini dilakukan oleh CMO untuk menyehatkan status f5pd account"nya. Unit ditarik kemudian dikeluarkan lagi untuk diserahkan ke paman CMO. Mengapa unit yang sudah ditarik dapat dikeluarkan lagi? Hal ini terjadi dikarenakan cabang tersebut belum terdapat operation head sehingga kontrol kendaraan tarikan di pool kurang. Penelusuran lebih jauh dapat dilakukan dengan cara melakukan survei ke debitur lama dan menanyakan tentang surat pernyataan. Dari keterangan debitur lama bahwa tanda tangan yang terdapat di surat pernyataan tersebut bukan tanda tangan yang bersangkutan.